Mengenal Good Agricultural Practices (GAP) Dalam Pertanian


      Good Agricultural Practices (GAP) adalah salah satu sistem sertifikasi dalam praktik budidaya tanaman yang baik sesuai dengan standart yang ditentukan. Munculnya era perdagangan bebas menuntut siapapun untuk meningkatkan kualitas karena pada era ini tidak lagi tergantung pada hambatan tariff melainkan terhadap quality barrier. Hanya produk berkualitas saja yang sudah disepakai bersama baik dari mutu dan kemananan produk yang dapat keluar masuk dari dan ke suatu negara. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka produsen harus menaati peraturan yang berlaku dalam menghasilkan produknya sesuai dengan standart yang telah ditentukan. Seperti halnya dalam budidaya tanaman baik pangan, hortikultura maupun perkebunan. Apabila ingin produk hasil pertaniannya diterima pada perdagangan bebas, maka seorang produsen harus mentaati salah satu sistem sertifikasi yang disebut sebagai Good Agricultural Practices atau disingkat GAP. Apa itu GAP? Berdasarkan informasi dari Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Kementerian Pertanian RI [1] diketahui bahwa GAP adalah sebuah teknis penerapan sistem sertifikasi proses produksi pertanian yang menggunakan teknologi maju ramah lingkungan dan berkelanjutan, sehingga produk panen aman dikonsumsi, kesejahteraan pekerja diperhatikan dan usahatani memberikan keuntungan ekonomi bagi petani. GAP telah diterapkan di Indonesia sejak tahun 2003 dimulai dari GAP komoditas sayuran yang secara berangsur mewajibkan semua produk bahan pangan untuk perdagangkan global memiliki sertifikat GAP. ASEAN-GAP sendiri menekankan terhadap empat komponen yaitu (1) keamanan konsumsi pangan; (2) pengelolaan lingkungan dengan benar; (3) keamanan, kesehatan dan kesejahteraan pekerja lapang; (4) jaminan kualitas produk dan traceability produk, bila diperlukan [1]. good-agricultural-practices Mengapa Harus GAP? Sesuai dengan cita-cita yang dihembuskan secara global bahwa setiap aktifitas produksi hendaknya memperhatikan unsur keseimbangan alam demi masa depan bumi dan manusia. GAP menuntut para produsen untuk menghasilkan produk yang aman untuk dikonsumsi, selaras dengan sustainability, menjamin keselamatan para pekerjanya untuk menghasilkan produk yang benar-benar berkualitas. Dengan menerapkan GAP yang memiliki standard operational procedure (SOP) tertentu diharapkan agar sistem budidaya yang dilakukan memberikan banyak manfaat baik terhadap produk yang dihasilkan, pekerja dan mampu meminimalisir cemaran terhadap lingkungan disekitar. Apabila produk pertanian yang dihasilkan hendak bersaing di era perdagangan bebas, maka memiliki sertifikat GAP adalah sebuah kewajiban. Penerapan Good Agricultural Practices Ada beberapa macam GAP sesuai dengan komoditas yang dikembangkan, namun umumnya memiliki standard yang hampir sama. Dalam menerapkan GAP, seorang produsen harus memenuhi beberapa ketentuan wajib, ketentuan anjuran dan ketentuan yang disarankan. Untuk tulisan kali ini akan dibahas mengenai beberapa ketentuan GAP buah-buahan sebagai gambaran. Penerapan GAP buah ini berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 61/Permentan/OT.160/11/2006 tanggal 28 November 2006 untuk komoditi buah. Baca juga: Good Agricultural Practices (GAP) Florikultura A. Syarat Lahan untuk Budidaya Sebelum dilakukan penanaman, harus diperhatikan dulu jenis lahan, lokasi dan sebagainya untuk penanaman sesuai dengan standard yang telah ditentukan yaitu: Lokasi kebun/lahan sesuai dengan RUTR/RDTRD dan peta wilayah komoditas Lahan bebas dari cemaran limbah berbahaya dan beracun Kemiringan lahan < 30% untuk komoditas sayur dan buah Riwayat Lokasi Ada catatan riwayat penggunaan lahan Pemetaan lahan: terdapat rotasi tanaman pada tanaman semusim dan tersedia peta penggunaan lahan Kesuburan lahan: cukup baik, melakukan tindakan untuk mempertahankan kesuburan lahan Penyiapan lahan: dilakukan dengan cara yang dapat memperbaiki atau memelihara struktur tanah, dapat menghindarkan erosi, pemberian bahan kimia untuk penyiapan lahan dan media tanam tidak mencemari lingkungan. Media tanam: diketahui sumbernya, tidak mengandung cemaran bahan berbahaya dan beracun, kemiringan 30% perlu dilakukan tindakan koservasi good-agricultural-practices B. Persiapan Lahan Tanaman Buah yang Baik Persiapan lahan Aspek agroklimat untuk tanaman buah diantaranya adalah ketinggian tempat 700 mdpl, curah hujan rata-rata 450 mm/bulan, jenis tanah coklat latosol, PH tanah 5,5-6, Kelembaban udara 50 – 80%, suhu udara 25 – 32⁰c. Pengolahan lahan miring/juram Jenis pengolahan tanahnya apakah OTM (Olah Tanah maksimum), OTK (Olah Tanah Konservasi) atau TOT (Tanpa Olah Tanah). Penentuan jarak tanam Jarak tanam terlalu rapat untuk tanaman buah akan menciptakan iklim mikro kurang cocok untuk tanaman, pertumbuhan kurang baik dan produktivitas rendah, sehingga diperlukan jarak tanam ideal. Jarak tanam yang ideal untuk tanaman buah adalah 10 m x 10 m atau 8 m x 10 m. Untuk lahan seluas 1 ha yang menggunakan jarak tanam 10 m x 10 m maka diperlukan bibit 110 pohon, sedangkan jarak tanam 10 m x 8 m di perlukan bibit 137 pohon Pembuatan lubang tanam Ukuran lubang tanam tanaman buah adalah panjang 50 cm, lebar 50 cm, dan dalamnya 50 cm. Dalam pembuatan lubang tanam, tanah bagian atas digali sedalam 30 cm sedangkan bagian dalam di gali sedalam 20 cm. Tanah bagian atas dan bagian dalam jangan dicampur misalnya bagian atas disimpan di kanan bagian dalam disimpan sebelah kiri. Lubang tanam disimpan 1 bulan agar terangin-angin supaya terjadi pengasaman zat-zat beracun. fruitaholic Salah satu produk buah lokal produksi perusahaan nusantara yang sudah menerapkan GAP Pemupukan Jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk organik dan anorganik terdaftar, dan pupuk organik telah mengalami dekomposisi dan layak digunakan. Penggunaan pupuk harus sesuai anjuran dan kotoran manusia tidak boleh digunakan. Pupuk harus disimpan pada tempat aman, kering terlindungi dan bersih C. Penanaman Penanaman harus menggunakan benih dari varietas unggul dan bersertifikat. Label benih harus disimpan untuk memudahkan penelusuran apabila terjadi ketidak sesuaian pada saat budidaya dan apabila memberikan perlakukan benih dengan bahan kimia harus sesuai dengan anjuran. Selanjutnya penanaman dilakukan pada awal musim hujan, dilakukan pagi hari pada pukul 06.00-09.00 agar bibit tidak mati akibat terkena suhu panas sinar matahari. Usahakan setiap area tanah diberi jerami atau media daun kering supaya tingkat kelembaban tanah tetap optimal. Biarkan penutup tersebut selama 2-3 bulan setelah itu baru bersikan. Dampak Penerapan Good Agricultural Practices? Menerapkan sistem GAP dalam budidaya pertanian tentu bermanfaat baik bagi manusia maupun lingkungan. Hanya saja karena prosesnya begitu ketat dengan tingkat keteraturan yang tinggi membuat produk hasil GAP memiliki harga yang lebih tinggi daripada produk hasil budidaya biasa. Produk yang bersertifikat GAP tentu memiliki jaminan tersendiri bagi konsumen apabila nanti ditemukan ketidak sesuaian karena melalui GAP, semuanya tercatat dan terdata sejak pemilihan lahan hingga produk dihasilkan. Sertifikat GAP dikeluarkan oleh otoritas keamanan pangan pusat dan daerah. Apabila nanti sudah memiliki sertifikat GAP maka seorang produsen bisa mendapatkan sertifikat prima untuk produk pangan segar dengan melengkapi SOP dan registrasi kebun. Sertifikat ini bermanfaat untuk bersaing dengan produk dari luar negeri dalam perdagangan bebas. Apabila menghendaki produknya bisa menembus perdagangan bebas, maka produk tersebut harus sudah memiliki sertifikat GAP global. Setelah menerapkan GAP, seorang produsen juga sebaiknya menerapkan sertifikat teknis selanjutnya yaitu Good Handling Practices dan Good Manufacturing Practices yang akan dibahas pada postingan selanjutnya. Sumber Informasi: [1] PSE, Kementan. 2015. Good Agricultural Practices (GAP) sebagai Salah Satu Technical Barrier to Trade dalam Perdagangan Internasional. http://pse.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/home-2/2664-good-agricultural-practices-gap-sebagai-salah-satu-technical-barrier-to-trade-dalam-perdagangan-internasional [diakses tanggal 18 Juli 2016] 2. Materi Pengolahan Lahan dan Penanaman Diklat Teknis Budidaya Buah yang Baik (GAP)

Komentar